Kepiawaian Boaz Sollosa dalam sepakbola Nasional dan Asia sudah tak diragukan lagi, menyandang Captain Mutiara Hitam dilengannya, belum terhitung tahun, Gelar juara ISL 11 sudah didepan mata, Pertandingan skala International pertama digelar di Mandala 13 April 2011 sekaligus menghantarkan Persipura memimpin klasemen sementara group H pada piala AFC. Besok, 03 Mei 2011 melawan South China di Mandala merupakan laga yang menentukan bagi pasukan merah hitam ini untuk lolos ke putaran 16 besar. Seluruh Orang Papua berdoa dan berharap kepada Sang Captain Captain, bagaimana dengan Mama Merry, ibu kandung Boci ??Dibalik prestasi Persipura di kancah ISL dan AFC,serta keraguan akan identitas perempuan Papua yang menjadi tema-tema sentral setiap diskusi dan seminar di Tanah Papua, hadir sosok Mama Maria Sarobi Solossa,ibu kandung Boaz Solossa, perannya sangat penting bagi kedua anaknya di Persipura. Sosok mama Papua satu ini dapat menjadi teladan untuk kita bercermin dan menata kehidupan orang Papua lebih baik kedepan lagi. Kasih Sayang, kerja keras, takut akan Tuhan dan mewariskan pendidikan sebagai modal hidup anak-anaknya merupakan sosok yang melekat pada Mama Papua asal Inanwatan ini.Tadi malam, dirumah sederhana yang penuh dengan suasana damai dan kekeluargaan di rumah mama Merry yang juga sekaligus menjadi Panti Asuhan Pelangi Sorong, mama kandung Boaz Sollosa yang akrab dipanggil mama Merry ini, dengan ramah dan penuh tawa ceria bercerita tentang dua orang anaknya yang bermain bola di Persipura Jayapura. Boaz dan Ortizan Sollosa. Mama bangga kedua anak mama bisa berpreastasi dan mengangkat nama Papua melalui sepakbola.Peran seorang mama Merry sangat besar dalam perkembangan sepakbola bukan saja kepada Boaz dan Ortizan, tapi merata kepada keempat anak laki-lakinya; Joice, Ortizan, Nehemia dan si Bungsu Boaz. Joice terakhir bermain pada Tim PON Papua, Ortizan dan Boaz di Persipura dan Nehemia sekarang merumput bersama Persiram Raja Ampat di divisi utama. Mama Merry berkisah bahwa kunci utama keberhasilan anak-anaknya dalam bermain bola, adalah karna anugrah Tuhan Jesus semata. Mama Merry dan Bapa Christ Solossa almarhum selama hidupnya selalu menghabiskan waktu untuk pekerjaan Tuhan.“Dengan gaji yang pas-pasan dan jatah beras pegawai negeri sipil di kabupaten Sorong, mereka membangun gereja “Jalan Suci” ditengah berbagai badai tantangan. Gaji dan jatah beras mereka diperuntukan bagi siapa saja yang datang untuk berbakti kepada Tuhan, tanpa mempedulikan makan untuk anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka tidak pernah menghitung apa yang mereka keluarkan dan apa yang akan mereka terima. Tapi Tuhan itu baik, ketika kita berbakti dengan sungguh-sungguh kepadanya, maka berkat itu mengalir deras turun ke anak-anaknya sampai saat ini”Sambil menengadah keatas sebagai bentuk pemujaan kepada yang Tertinggi diatas sana, Mama Merry berceritera tentang keberhasilan anak-anaknya di lapangan hijau, dia selalu menasihati dan berpesan kepada anak-anaknya ketika akan bertanding, taruhlah Tuhan di depan dari segalanya. Jika kamu menaruh nama Tuhan didepan, maka semua orang Papua akan bangga dengan ko, karena nama Tuhan yang ko angkat.. Mama Merry selalu menasihati Boci, Ortizan dan anak-anaknya yang lain untuk selalu merendahkan diri. Tanah yang torang duduk, torang tinggal adalah Surga, Tanah Papua ini adalah Surga. jadi nama Tuhan harus selalu diatas dari segalanya. Kalau kita lupa Tuhan dan sombong, biar lawan tim yang lemah pasti kita draw, disitu kita diuji oleh Tuhan.Banyak orang mungkin belum tahu siapa mama Sarobi Solossa ini, memulai karirnya sebagai seorang guru TK, mama Merry memulai karirnya mengajar di Inanwatan pada TK merangkap SD, kemudian pindah dan bertugas di dinas P&P Kabupaten Sorong, dan terakhir memasuki masa persiapan pensiun di tahun 2008 di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Sorong. Sebagai seorang pendidik, Long life education atau belajar sampai tua selalu menjadi pedoman yang diwariskan kepada anak-anaknya.Ketika nama Boaz bersinar membela tim merah putih dan ditawarkan oleh Singapura dengan bayaran I Miliar, mama Merry bersikeras untuk menolak. Bahkan nene dari Abigael ini yang lemah lembut ini berbicara dengan lantang kepada Boci, “uang 1 Milliar skarang ini juga mama akan cari dan kasi ko” tapi mama tidak mau jangan sampe ko pu sekolah terganggu. mama ingin ko selesaikan ko pu sekolah dulu, minimal ijasah SMA di ko pu tangan sehingga mempunyai fondasi yang kokoh untuk bekal hari tua. “kalo ijasah su di tangan , IQ bola su bagus..sapa yang mo kore ko…” kata-kata sederhana penuh hikmat seorang mama…Doa dan Harapan mama untuk Sang Captain..Sebagai seorang mama, ketika Boci dipercayakan menjadi Kapten Persipura…tanggung jawab dipundak anaknya juga menjadi tanggung jawab yang diemban oleh ibunda. Waktu launching di Jayapura, mama bangga dan bahagia hingga meneteskan air mata, lutut ini serasa longgar, mama hampir tidak kuat berdiri seraya dalam hati mama Merry memuji kebesaran nama Tuhan…sambil mata berkaca-kaca dan suara agak sedikit serak..mama Merry melanjutkan ceritanya…”tidak apa-apa..” ko trima saja jadi kapten apalagi untuk tim Mutiara Hitam..”Mutiara Hitam ini bukan nama sembarang..” “ walau ko masih kecil tapi sudah dipercayakan untuk jadi kapten Persipura. bagaimana ko buat supaya bisa menjawab harapan semua Orang dan bisa mengangkat nama Papua.Mama selalu berdoa kepada Tuhan supaya selalu memberi ketenangan kepada anaknya, ketika jadi kapten ini, semua orang papua bangga dengan prestasi yang diraih, secara khusus orang Sorong punya kebanggaan tersendiri…belum hitungan tahun, sejumlah prestasi sudah diraih. Ko jadi Kapten di Lapangan tapi juga kapten di luar lapangan, walau masih muda tapi sudah menjadi seorang kapten yang mendewasakan Boaz. Nasihat demi nasihat terus mengalir kepada Boci disetiap waktu dan tempat, di rumah dan meja makan merupakan tempat yang ideal untuk mama Merry mendidik anaknya. “ Ko Harus belajar menempatkan diri, belajar dari orang yang lebih tua dan berpengalaman. Banyak bertanya sehingga Ban Captain yang ada dilengan itu, bisa berhasil baik dan mengangkat nama Papua ini di tingkat Asia. Kata Mama Imeko Ayamaru ini.Di usia yang sudah memasuki senja 59 tahun, pada Maret 2011, mama Merry masih terlihat segar bugar dan hidup sederhana bersama 60 anak asuhannya yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri di Panti Asuhan Pelangi Sorong. Memiliki anak sekaliber Boaz dan Ortizan, Mama Merry tetap hidup dalam kesederhanaan, mereka berprestasi dan membawa nama baik Papua itu sudah cukup untuk mama, tidak perlu uang dan ketenaran, tapi prestasi dan prestise mereka dalam sepakbola sudah menjadi “obat mujarab” yang selalu membuat mama menjadi sehat dan kuat untuk mengurus banyak orang terutama anak-anak panti asuhan Pelangi yang notabene adalah anak-anak asli Papua.Mama Merry selalu mengajarkan Boaz, Ortizan dan saudara-saudarnya untuk selalu ingat bagian dari Tuhan” kembalikan apa yang menjadi milik Tuhan” 10% itu jumlah yang sedikit dari keseluruhan berkat yang Tuhan berikan untuk kalian. Boaz, Ortizan dan saudara-saudaranya selalu ingat akan hal itu, selain perpuluhan, mereka juga menyisihkan berkat yang diperoleh kepada adik-adiknya di Panti Asuhan Pelangi Sorong.Bukan hanya prestasi dan membela orang banyak, Mama Merry selalu mempersiapkan mental Boaz dan saudara-saudaranya untuk menyonsong masa depan lebih baik lagi..dengan gaya seorang guru, Mama Merry berfilosofi, bermain bola ada masanya, jika Tuhan sayang, tidak cedera kamu bisa bermain bola terus sampai usia yang mencukupi. Setelah itu tidak ada jaminan hari tua seperti kami orang tua yang pegawai negeri. Mama Merry selalu mendidik anaknya untuk melihat hari depan yang lebih baik lagi pasca bermain bola.Doa dan kehadiran Mama pada laga AFCSosok seorang Mama sangat memegang peranan penting untuk Sang Kapten dan kakaknya Ortizan..hampir di setiap pertandingan Mama selalu hadir dalam bentuk fisik maupun melalui doa…dengan penuh senyum dan suasana akrab, Mama Merry mengisahkan, kehadiran mama langsung di lapangan menjadi energy tersendiri untuk si anak bungsu ini..jika tidak, mama selalu berdoa melalui HP baik langsung ke Boaz dan Ortizan secara bergantian. Tentu saja bukan Boaz dan Ortizan sendiri, tapi secara bersama-sama dengan pemain Persipura lain, dorang “bakukele” trus mama berdoa dari Sorong lewat HP.Sebagai seorang olahragawati, Ketika disinggung tentang Ortizan pada laga tandang lawan Chonbury, “bak seorang pengamat bola ” Mama Merry sambil tersenyum membeberkan bahwa Ortizan sudah memberikan yang terbaik, kekosongan lapangan tengah membuat dia kerja extra keras..dan jika dia tidak mengambil keputusan untuk mematikan lawan..tidak tertutup kemungkinan lahir sebuah goal yang berdampak buruk pada klasemen Persipura di AFC…biar sudah, kita harus mengucap syukur untuk hal itu, besok merupakan laga krusial, tidak ada Ortizan di lini belakang tapi mama Merry tahu bahwa di stadion Mandala ada 22.000 orang persipuramania yang akan menggantikan posisi Ortizan melalui semangat dan doa..Tanggal 03 Mei 2011, semua mata orang Papua tertuju di Mandala dan berharap Persipura harus menang…Pelatih Persipurapun berkata” kami tidak boleh terlalu percaya diri, semua harus diperjuangkan dulu,.. "Saya ingin mental anak-anak dalam melakoni pertandingan nanti cukup baik dan target menang dengan hasil sempurna tercapai," kata Jackson Tiago.Mama Merry juga berharap dan berdoa agar Boaz dan kawan-kawan bisa menampilkan permain dan memberikan hasil terbaik, apalagi bermain di kandang..kemenangan Persipura besok akan mengangkat nama orang Papua dan seluruh masyarakat yang ada di Tanah Papua ini sehingga kami dinilai mampu..mama selalu berdoa dan juga hadir di Mandala untuk memberikan support langsung kepada sang kapten dan tim mutiara hitam yang akan berlaga besok…(ketika tulisan ini dimuat, Mama Merry sedang dalam perjalanan menuju Jayapura)….Kalau Tuhan Sayang…sampe Persipura besok menang, nama Indonesia juga akan besar tapi, disitu orang Papua akan bangga bahwa kami juga bisa, kami mampu tampil dan berbicara di tingkat Asia.Mengakhiri ceritanya..dengan penuh kerendahan hati sebagai seorang mama Papua, Mama Merry memohon kepada semua orang di Tanah Papua untuk bersatu hati kita doakan Persipura supaya bisa memperoleh hasil yang baik besok..sekali lagi, kita juga diingatkan bahwa Menang dan kalah itu adalah kehendak Tuhan, Tuhan punya maksud yang baik untuk kita semua” kata Mama Mery.Sebagai seorang mama dan perempuan Papua, mama Sarobi Solossa juga berpesan kepada anak-anak mantu untuk selalu menopang dan memberikan dukungan terbaik kepada suami-suami mereka agar mereka tenang dalam mengemban tugas, tanggung jawab dan kepercayaan yang diberikan oleh public sepakbola Papua dan Indonesia.Saya jadi ingat kata-kata yang digunakan oleh perempuan-perempuan kulit hitam Amerika ketika mendukung Obama dalam kampanye presiden Amerika..”Behind the good man is the good Woman…Dibalik seorang laki-laki yang hebat adalah seorang perempuan yang super..”….dibalik kehebatan seorang laki-laki Papua, adalah seorang Mama Papua. |
Persipura Jayapura
Senin, 23 Juli 2012
Doa Mama Untuk Sang Kaptain Mutiara Hitam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar