Kamis, 01 November 2012

Persipura : Antara Striker Asing dan Produk Lokal Papua

Jayapura, (28/10)-Mungkin hanya Boaz T Solossa yang mampu menyamai  permainan ciamik dan kepiawaian  almarhum Timo Kapisa, mantan striker Persipura era 1970 an. Badannya tidak terlalu besar, bertubuh mungil, pendek dan kekar. Kemampuan Kapisa menendang bola , kaki kiri sama baiknya dengan kaki kanan. Tubuhnya mungil mirip-mirip Lukas Mandowen dan Josua Pahabol striker andalan  Persipura musim 2012-2013.

 

“ Timo Kapisa termasuk salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Persipura dan hanya Boaz yang mampu menyamainya,”kata mantan bek Persipura rekan seangkatan Timo Kapisa, Hengki Rumere kepada tabloidjubi.com di Jayapura, Minggu(28/10). Dia menambahkan kemenangan Persipura melawan Persija pada 19 April 1976, dengan skor tipis 3-2. Adapun gol-gol kemenangan Persipura dilesakan  Timo Kapisa, Jacobus Mobilala dan Nico Patipeme.

 

Timo Kapisa juga menyumbangkan gol saat Persipura plus Irian Jaya Selection  bermain melawan Klub Hitachi dari Jepang di Jakarta, pada  23 Maret 1973, gol tunggal Timo Kapisa  yang melakukan tembakan melambung jarak jauh berhasil menusuk gawang, Tatsuhiku Seta. Persipura Selection kalah 2-1 tetapi permainan anak-anak Mutiara Hitam mulai membuka mata petinggi PSSI di Jakarta. Ternyata striker Persipura memiliki karakter gol  yang sangat mematikan.

 

Bahkan menurut Rully Nere, saat bermain di klub Warna Agung, Timo Kapisa memborong tujuh gol   melawan klub Tunas Inti. Timo Kapisa juga sukses sebagai pelatih Kepala di Klub Pupuk Kaltim. Salah seorang mantan striker PKT Bontang Johanes Songgonao mengaku kalau Timo memberikan materi pelatihan sama seperti pelatih-pelatih asal Belanda.

 

Selama memperkuat Timnas Timo juga pernah dilatih oleh pelatih asal Belanda Wiel Coerver peletak dasar sepakbola  usia dini di Indonesia.  Kemampuan Timo Kapisa  yang mahir berbahasa Belanda sehingga Coerver selalu berkomunikasi  dengannya dan memerintahkan  Timo menjadi model dalam latihan.  “ Timo Kapisa pernah bermain bersama dengan pemain-pemain terbaik Indonesia seperti  Iswadi Idris, Ronny Patinasarani dan juga Risdiyanto,”kenang Rully Nere mantan Pelatih PON Papua.

 

Timo Kapisa sendiri mulai terkenal saat PON VII 1969, di Surabaya, waktu itu Acub Zainal menjadi Ketua Panitia PON VII di Surabaya. Timo Kapisa berhasil menunjukan prestasi yang mengagumkan dan kembali ke Papua langsung direkrut masuk skuad Mutiara Hitam.

 

Selain Timo Kapisa ada beberapa striker andalan Persipura seperti, Gento Rumbino, Levianus Doom yang sangat terkenal dengan tendangan saltonya dan  Hengki Mauri. Pasca Timo Kapisa ada juga Nico Patipeme dan  Jakobus Mobilala.

 

Sebelum Timo ada juga seorang striker Persipura  Dominggus Waweyai, pemain asal Raja Ampat ini menjadi tandem dengan penyerang Indonesia Sutjipto Suntoto alias Gareng di Timnas PSSI era 1964-1966.

 

Setelah era Kapisa dan kawan-kawan muncul pula pemain-pemain muda andalan Persipura, Rully Nere, Mettu Dwaramury, Japi Rumbrar dan Stepanus Korwa serta Johanes Benno.  Saat striker Daniel Mauri dan kawan-kawan membela Persipura  terpaksa Mutiara Hitam turun kasta ke Divisi Satu dan berjuang bersama Persidafon.

 

Ferdinando Fairyo, Crist Leo Jarangga  dan kawan-kawan merebut medali di PON 1985 Jakarta dan  hampir sebagian besar mantan pemain PON memperkuat Persipura. Mereka berhasil membawa Persipura ke Divisi Utama.  Saat itu publik mulai mengenal nama-nama Cristian Leo Jarangga, Aples Tecuari, Ritham Madubun, David Saidui, Carolino Ivakdalam dan Eduard Ivakdalam.

 

Hanya  di era pelatih Rudy Wiliiam Keltjes,  tampaknya Persipura  mulai krisis striker lokal Papua, sehingga harus memakai striker asing Bako Sadisso dan dibantu gelandang serang Ebanda Timoty. Memang masih ada Cristian Leo Jarangga, Andi Kopouw  dan Jimmy Suparno.  Bahkan di era coach RD pun masih memakai striker asing Cristian Lenglolo dan gelandang Ercik Mabengga serta  Victor Sergio.

 

Eduard Ivakdalam dan Boaz berhasil membawa Persipura juara Liga Utama Indonesia, pada 2005-2006 saat dibesut Rahmad Darmawan (RD). Coach RD lebih memanfaatkan kualitas individu pemain-pemain lokal Papua dan memperkuat lini belakang dan tengah dengan pemain asing. Sedangkan pemain depan semua produk binaan lokal Papua. Ian Luis Kabes, Boaz Solossa dan Korinus Fingkreuw menjadi ujung tombak yang diandalkan coach RD ketika Persipura mengalahkan Persija dengan skor 3-2. Ketiga gol Persipura dicetak Boaz T Solossa (17), Korinus Fingkreuw (83) dan Ian Luis Kabes (101).

 

Mantan Ketua Umum Persipura Jayapura MR Kambu hanya bilang  kemenangan Persipura mampu mengumpulkan massa terbanyak dan berpesta menyambut kedatangan Eduard Ivakdalam dan kawan-kawan saat kembali dari Jakarta. “Ini pesta rakyat terbesar di Kota Jayapura,”kenang MR Kambu yang telah tiga kali membawa Persipura juara liga di Indonesia.”

 

Trisula  Persipura yang paling terproduktif  musim 2008-2009 saat gabungan striker asing dan Papua Boaz, Beto dan Ernest Jeremiah. Persipura termasuk tim tersubur sepanjang kompetisi. Bayangkan nilai 81 merupakan tertinggi sejak Liga Indonesia digulirkan  1994. Sama halnya dengan gol rata-rata Persipura 81-25.  Sosok Persipura sangat fenomental lantaran dari 81 gol,   67 gol di antaranya diciptakan trisula Boaz (28 gol), Beto(23 gol) dan Jeremiah(16 gol).

 

Musim 2008-2009 Boaz dan Cristian Gonzales sama-sama jadi top skor. Boaz raih gelar ganda pemain terbaik dan top skore. Kemudian musim 2010-2011, Boaz mampu meraih dua gelar sekaligus pemain terbaik dan top skore dengan torehan sebanyak  22 gol. ISL-musim 2011-2012 kembali striker Persipura Beto meraih top skore dengan torehan 25 gol. Musim ini menjadi gambaran dominasi striker asing di ISL 2011-2012, Gumbs pemain terbaik dan Beto top skore.

 

Kini beban striker Persipura musim 2012-2012 berada di pundak Patrick Wanggai, Josua Pahabol, Tinus Pae, Lukas Willem Mandowen dan El Capitano Boaz T Solossa. Memang pelatih Jacksen F Tiago selalu mengatakan pemain Persipura tidak selalu mengandalkan striker  atau terlalu memaksakan diri untuk membikin gol. Dia hanya mengingatkan   semua pemain bisa membikin gol dan harus bermain secara kolektif.


Tidak ada komentar: